sosial


 Harapan Manusia 
  
          Harapan yang merupakan keinginan yang hendak dicapai pada masa mendatang, tidak dapat terlepas dari masa sekarang dan masa lampau seseorang. Masa lampau memberikan pengalaman, masa sekarang memberikan pemikiran, dan masa depan merupakan harapan. Garis yang menghubungkan masa lampau dengan masa sekarang dan masa depan merupakan garis yang menanjak, dengan pengertian bahwa keinginan manusia selalu meningkat. Manusia ingin memperoleh yang lebih baik daripada yang telah di capai di masa sekarang, apalagi dibandingkan dengan masa lalu. 
          Keinginan manusia sebagai kelompok sosial yang terus meningkat akan berpengaruh pada wujud kebudayaan yang pada umumnya juga meningkat. Jadi, manusia selalu menginginkan dapat memperoleh masa depan yang lebih bahagia. Sudah jadi sifatnya bahwa manusia tidak pernah merasa puas. Disamping harapan-harapan yang telah terpenuhi selalu saja ada keinginan baru yang lain yang ingin diperoleh. Di satu sisi, hal tersebut ada jeleknya, tetapi disisi lain justru sangat baik, terutama karena dapat menjadi pendorong ke arah kemajuan. 
            Dalam mencapai harapannya manusia memiliki dorongan-dorongan (drive) yang kuat, terutama karena memiliki dua macam kebutuhan yang mutlak, yaitu kebutuhan material untuk memenuhi kebutuhan jasmaninya dan kebutuhan spiritual untuk memenuhi kebutuhan rohaninya. Kebutuhan material untuk jasmani merupakan kebutuhan fisiologi, misalnya kebutuhan makan, minum, tempat tinggal,dan pakaian sebagai makhluk susila yang dapat dirumuskan sebagai sandang pangan papan. Sedangkan Kebutuhan spiritual untuk rohaninya merupakankebutuhan psikologi, misalnya rasa aman dalam kehidupan, ingin dikenal (dihargai), ingin memperoleh tanggapan dari orang lain, dan ingin memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru, serta aktualisasi diri. 
           Untuk memperoleh apa yang diharapkan, seseorang perlu memiliki kemampuan dan kemauan yang keras. Dan hal itu sangatlah berperan apabila ada yang diharapkan ini sangat besar. Tetapi, kemauan saja belumlah dapat memenuhi syarat jika tidak diikuti dengan kegiatan atau tindakan untuk mencapainya. Menurut Dra. Kartini Kartono (1984 : 132) dalam bukunya Psikologi Umum, yang disebut kemauan adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup tertentu dan dikendalikan oleh pertimbangan akal budi. Proses kemauan itu sendiri dibedakan atas motif dan penentuan. Proses motif merupakan sebab atau gambaran penyebab yang akan menimbulkan tingkah laku, sedangkan Proses penentuan merupakan penentuan dari seleksi dan pelaksanaan pilihan itu. 
          Dengan demikian, kemauan timbul bukan secara sepontan dan langsung dikerjakan, tetapi melalui proses tertentu. Jika dikaitkan dengan manajemen, proses tersebut berada dalam tingkat planning dan organizing.