Serin merupakan asam amino penyusun
protein yang umum ditemukan pada protein hewan, kecuali pada mamalia yang hanya
memiliki L-serin. Serin bukan merupakan asam amino esensial bagi manusia.
Namanya diambil dari bahasa Latin, sericum (berarti sutera) karena pertama kali
diisolasi dari protein serat sutera pada tahun 1865. Strukturnya diketahui pada
tahun 1902. Sintesis serin (dan glisin) berawal dari oksidasi 3-fosfogliserat
(3-PGA) yang membentuk 3-fosfohidroksipiruvat dan NADH. Reaksi transaminasi
dengan asam glutamat menghasilkan 3-fosfoserin dan glisin, yang diikuti dengan
dilepasnya fosfat.
Serin
merupakan asam amino nonesensial, yang berarti bahwa itu dibuat dari asam amino
lain yang terdapat dalam hati, yang tidak harus diperoleh langsung melalui
diet. Serin dibutuhkan untuk metabolisme lemak dan asam lemak, pertumbuhan
otot, dan memelihara sistem kekebalan tubuh yang sehat karena membantu produksi
imunoglobulin dan antibodi. Serin juga memainkan peran penting dalam pembuatan
membran sel, dan sintesis dari kedua jaringan otot dan selubung yang
mengelilingi sel-sel saraf. Serin bekerja sama dengan alanin dan glisin untuk
membantu menstabilkan gula darah dan menyediakan sumber time-release glukosa
setelah deplesi glikogen.
Metabolisme serin berlangsung melalui reaksi deaminasi dan menghasilkan
asam piruvat. Metabolism ini terjadi dengan menggunakan treonin aldolase selaku
katalis.
Biosintesis serin
dimulai dari asam fosfogliserat yang terbentuk pada proses glikolisis dan berlangsung
melalui beberapa tahap reaksi sehingga terbentuk serin.
Serin merupakan bagian dari
fosfatidil serin yaitu salah satu lipid yang terdapat dalam otak. Serin juga
dapat membentuk etanolamina yang merupakan bagian dari fosfatidil etanol-amina.
Serin penting bagi metabolisme karena
terlibat dalam biosintesis senyawa- senyawa purin dan pirimidin. Sebagai
penyusun enzim, serin sering memainkan peran penting dalam fungsi katalisator
enzim. Ia diketahui berada pada bagian aktif kimotripsin, tripsin, dan banyak
enzim lainnya. Berbagai gas-gas perangsang saraf dan senyawa aktif yang dipakai
pada insektisida bekerja melalui residu serin pada enzim asetilkolin esterase,
sehingga melumpuhkan enzim itu sepenuhnya. Akibatnya, asetilkolin (suatu
neurotransmiter) yang seharusnya segera diuraikan oleh enzim itu segera setelah
bekerja malah menumpuk di sel dan mengakibatkan kekejangan dan kematian.
Sebagai penyusun protein non-enzim,
rantai sampingnya dapat mengalami glikolisasi yang dapat menjelaskan gangguan
akibat diabetes. Serin juga merupakan satu dari tiga asam amino yang biasanya
terfosforilasi oleh enzim kinase pada saat transduksi signal pada eukariota.
Berikut ini beberapa informasi tentang Serin, Serin Memiliki rumus kimia C3H7NO3,
Titik leburnya 228°C, masa jenisnya 1,537g cm3.
Serin
merupakan asam amino nonesensial berasal dari glisin. Seperti semua blok
bangunan asam amino dari protein dan peptida, serin dapat menjadi penting dalam
kondisi tertentu, dan dengan demikian penting dalam menjaga kesehatan dan
mencegah penyakit. konsentrasi rendah
rata-rata dari serin dibandingkan dengan asam amino lainnya ditemukan dalam
otot. Serin sangat terkonsentrasi dalam semua membran sel.
Serin
tingkat rendah dapat terjadi pada pasien hipertensi, dan tingkat serin tinggi
dapat terjadi pada pasien alergi. Aplikasi pengetahuan untuk pengobatan sedang
berlangsung. Serin juga imunosupresif, yang membuatnya menjadi agen berbahaya
pada pasien kanker tetapi berpotensi berguna dalam penyakit autoimun. Sebuah
analog serin (threo-serin) dan L-serin juga dapat meningkatkan tekanan darah.. Peran untuk serin bisa terjadi pada penghilang
rasa sakit, tetapi pada suplemen serin tidak memiliki tujuan terapeutik yang
tepat. D-serin harus diuji sebagai agen antipsikotik.
Kekurangan
asam amino nonesensial tidak akan terjadi jika diet seimbang dikonsumsi karena
asupan makanan yang tepat akan memungkinkan tubuh untuk menghasilkan persis
jumlah asam amino yang dibutuhkan untuk berfungsi optimal. Saat in, serin telah
diberikan bersama dengan alanin dan glisin untuk membantu manajemen masalah
gula darah yang berhubungan dengan hipoglikemia reaktif. Terapi dosis berkisar
antara 300 dan serin 1.000 mg per hari. Serin yang mudah dimetabolisme dan
memiliki margin keamanan yang luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar