Kesurupan dalam istilah medisnya disebut dengan Dissociative Trance Disorder (DTD). Menurut laporan Eastern Journal of Medicine, kasusnya lebih banyak dijumpai di negara dunia ketiga dan negara-negara bagian timur daripada bagian barat.
Di
India yang kultur dan budayanya mirip Indonesia, kesurupan atau possesion
syndrome atau possesion hysterical merupakan bentuk disosiasi yang paling
sering ditemukan. Angka kejadiannya kurang lebih 1 hingga 4 persen dari
populasi umum.
Beberapa
pakar psikiater menyebutkan tekanan sosial dan mental yang masuk ke dalam alam
bawah sadar sebagai biang penyebab kesurupan. Banjir, tsunami, gizi buruk,
ketidakadilan, upah kecil, kesenjangan yang sangat mencolok dan lainnya adalah
beberapa contoh tekanan tersebut.
Ditinjau
dari sistem saraf, kesurupan adalah fenomena serangan terhadap sistem limbic
yang sebagian besar mengatur emosi, tindakan dan perilaku. Sistem limbic sangat
luas dan mencakup berbagai bagian di berbagai lobus otak. Dengan terganggunya
emosi dan beratnya tekanan akibat kesulitan hidup, timbullah rangsangan yang
akan memengaruhi sistem limbic. Akhirnya, terjadilah kekacauan dari zat
pengantar rangsang saraf atau neurotransmitter. Zat penghantar rangsang saraf
yang keluar mungkin norepinephrin atau juga serotonin yang menyebabkan
perubahan perilaku atau sebaliknya.
Beberapa
gejala yang biasanya menyerang orang kesurupan diantaranya:
- Bertindak lepas kontrol dan berbeda dari biasanya
- Hilang kesadaran akan sekitarnya dan tidak sadar dirinya sendiri
- Sulit membedakan kenyataan atau fantasi pada waktu yang sama
- Perubahan nada suara
- Kesusahan berkonsentrasi
- Kadang-kadang hilang ingatan
Kondisi
seperti itu dipengaruhi oleh banyak faktor seperti spiritual, sosial, psikologi
dan lainnya. Dengan melakukan screening dan pemeriksaan secara keseluruhan,
faktor penyebabnya pun bisa diketahui.
Sementara
kesurupan massal yang belakangan ini sering sekali terjadi sebenarnya pada
awalnya merupakan kesurupan individual dan kemudian berubah menjadi massal
dikarenakan orang lain yang melihat peristiwa tersebut menjadi tersugesti.
Gejala-gejala beberapa waktu sebelum
kesurupan antara lain kepala terasa berat, badan dan kedua kaki lemas,
penglihatan kabur, badan terasa ringan, dan ngantuk.
Perubahan ini biasanya masih disadari
oleh subjek, tetapi setelah itu ia tiba-tiba tidak mampu mengendalikan dirinya,
melakukan sesuatu di luar kemampuan dan beberapa di antaranya merasakan seperti
ada kekuatan di luar yang mengendalikan dirinya.
Mereka yang mengalami kesurupan
merasakan bahwa dirinya bukanlah dirinya lagi, tetapi ada suatu kekuatan yang
mengendalikan dari luar. Keadaan saat kesurupan ada yang menyadari sepenuhnya,
ada yang menyadari sebagian, dan ada pula yang tidak menyadari sama sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar