Uji Polusi Udara
Hampir tidak ada
kota di dunia ini yang dapat menghindar dari bencana modern pencemaran udara. Di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan
bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70%. Sedangkan kontribusi gas
buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15%, sisanya berasal dari
sumber pembakaran lain,misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran
hutan, dll.
Polusi berarti masuknya bahan pencemar (Polutan) sebagai
akibat dari kegiatan manusia atau proses alam yang ditemukan di tempat, saat,
dan jumlah yang tidak selayaknya. Pencemaran udara atau polusi udara adalah
kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer
dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan,
mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara
dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Sifat alami
udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal,
regional, maupun global.
Jenis-jenis bahan pencemar, Karbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida (N02), Sulfur Dioksida (S02), CFC,
Karbon dioksida (CO2), Ozon (03 ), Benda Partikulat (PM), Timah (Pb),
HydroCarbon (HC).
Benda Partikulat (PM) dapat diartikan secara murni atau sempit sebagai
bahan pencemar udara yang berbentuk padatan. Sumber pencemaran partikel dapat
berasal dari peristiwa alami dan dapat juga berasal dari aktivitas manusia.
Seperti debu tanah/pasir halus yang terbang terbawa oleh angin kencang,
pembakaran batubara, proses industri, kebakaran hutan dan gas buangan alat
transportasi.
Dampak pencemaran terhadap kesehatan, substansi pencemar
yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan.
Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar.
Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas,
sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari
paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke
seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (infeksi
saluran napas atas), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan
pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan
karsinogenik. Pada tanaman dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit,
antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi
di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.
No
|
Nama Alat dan
Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Kertas karton
putih
|
4 lembar
|
2.
|
Benang nilon
|
Secukupnya
|
3.
|
Gunting
|
1 buah
|
4.
|
Mentega
|
Secukupnya
|
5.
|
Kaca pembesar
|
1 buah
|
6.
|
Kayu
lidi
|
Secukupnya
|
7.
|
Plastik
|
Secukupnya
|
1. Potong kertas karton putih
membentuk lingkaran dengan diameter 5 cm. Buatlah sebanyak 4 lembar
2.
Buat penyangga kayu pada
kertas (agar pada percobaan kertas tidak menggulung)
3.
Lubangilah kertas karton
menggunakan gunting pada bagian atasnya.
4. Potong benang nilon dan
ikatkan pada lubang kertas karton, ikatlah sehingga benar-benar kuat.
5. Olesi kertas karton dengan
lapisan minyak goreng menggunakan tanganmu, agar dapat menangkap benda
partikulat di udara.
6.
Gantunglah kertas karton
tersebut di udara terbuka dekat dengan banyak kendaraan yang berlalu lalang. Tinggalkan selama 1 malam.
7. Amatilah kertas karton dengan
menggunakan mata telanjang, lalu periksalah dengan kaca pembesar. Seberapa
kotorkah kertas karton tersebut.
8.
Setelah diamati kemas kertas
karton menggunakan plastik agar hasil percobaan tidak hilang dan terlihat rapi.
D.
Data
No
|
Letak
|
Gambar
|
Keterangan
|
|
sebelum perlakuan
|
sesudah perlakuan
|
|||
1
|
Jalan Raya yang Ramai
|
|
|
Sebelum perlakuan: kertas putih bersih
Setelah perlakuan:
Kertas
terlihat kotor dan kusam, terdapat pasir dan debu
|
2
|
Jalan Raya yang Sepi
|
|
|
Sebelum perlakuan: kertas putih bersih
Setelah perlakuan:
Kertas
terlihat agak kotor dan terdapat sedikit pasir.
|
Analisis
Dari data yang diperoleh,
dapat dilihat bahwa pada jalan raya yang ramai
kondisi kertas sangat kotor, ini berarti bahwa kondisi udara pada jalan
raya yang ramai sangat kotor (positif berpolusi). Sedangkan pada jalan raya
yang sepi kondisi kertas hanya terdapat debu yang sedikit, ini dapat diartikan
kondisi udara pada jalan raya sepi masih bersih sehingga dapat dikatakan tidak
berpolusi. Dan berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan udara yang berada
di tempat ramai sudah tercemari oleh adanya polusi. Hal ini dapat disebabkan
oleh adanya asap kendaraan yang berlalulalang maupun jumlah penduduk yang semakin banyak yang membuat aktifitas pada
jalan raya semakin ramai, sehingga dapat mengakibatkan adanya polusi udara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar